Ketika Lapangan Bermain jadi Ladang Pembantaian Anak-Anak Palestina

Gaza – PIP: Ketika kita berjalan menyusuri jalan-jalan di Gaza, kita akan menyaksikan riak-riak kehidupan mulai merangkak. Kita akan menyaksikan sejumlah anak-anak bemain dengan riang gembira di atas puing-puing reruntuhan bangunan. Padahal sebelumnya, suara desingan peluru, bom dan rudal mengiasi hari-hari mereka. Banyak diantara mereka yang kehilangan kompas kemanusiaan. Namun gambaran raut wajah mereka seolah mengatakan, kami akan tinggal di sini, menginjak tanah atau melayang diatasnya.

Lapangan Bermain anak-anak

Selasa (22/3) sore hari, pasukan Zionis melesatkan lima rudalnya ke Syujaeyah, secara beruntun. Akibatnya sejumlah nyawa beregelimpangan, kebanyakan anak-anak.

Mahmud Al-Halawi (14 tahun) bocah yang terluka parah digempur rudal Zionis menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, teman-temanya tewas bergelimpangan seketika, akibat gempuran dakhsyat Zionis. Ia menuturkan kisah tragisnya pada pusat informasi Palestina. “Saat itu, kami sedang duduk-duduk di depan rumah untuk bermain sepak bola dengan teman-teman. Kami memang biasa bermain sepak bola di lapangan dekat rumah. Kami shalat Ashar di masjid dekat rumah, kemudian kami main, namun tak beberapa lama kemudian tiba-tiba sejumlah roket Zionis menghantam kami.

Akibatnya, ia terluka di bagian belikat, dan dada sebelah kanan. Ia terpaksa harus tidur di rumah sakit Al-Syifa di Gaza. Ia mendapati dirinya terluka, sementara teman-temanya yang lain gugur syahid. Tadinya ia berusaha untuk menolong temanya yang sedang terluka, namun ia tak mampu dan kemudian tak sadarkan diri. Terakhir saya mendengat bahwa temanya, Muhammad Halawi meninggal Syahid.

Bocah ini kemudian bertanya-tanya, kenapa mereka membunuhi kami? Kenapa mereka meroketi kami? Kami sedang bermain di lapangan main bola dan tidak ada di sekitar kami kelompok perlawanan atau orang bersenjata. Apakah mereka mengira kami berbahaya buat mereka ?

Serangan Bertubi-tubi

Berdasarkan sejumlah sumber yang dihimpun HAM center Palestina menyebutkan, rudal pertama yang ditembakan pasukan Zionis jatuh di salah satu rumah yang terdiri dari dua tingkat, milik Samir Walid Mausytaha. Tingkat dua dari bangunan itu, hancur total, sementara tingkat pertamanya rusak sebagian. Sedang Rudal  kedua jatuh di tanah lapang milik keluarga Al-Halawi.

Roket ketiga jatuh di dekat kerumunan anak-anak dan remaja yang sedang main sepak bola, pada salah satu lapangan milik keluarga Al-Halawi. Akibatnya dua bocah meninggal seketika, tubuh mereka tercerai berai hancur berantakan. Mereka adalah  Muhammad Jalal Al-Halawi (11 tahun), Muhammad Shabir Haroroh (19 tahun) dan sebelas lainya luka-luka. Delapanya adalah anak-anak. Belum jelas benar apa yang terjadi, Yasir Hamid Halawi (51 tahun) mengeluarkan mobilnya untuk menyelamatkan para korban roket Zionis. Iapun dihantam rudal susulan dari Zionis hingga ia dan cucunya Yasir (15 tahun) meninggal seketika menyusul para syuhada lainya.

Thariq Halawi (13 tahun) yang juga terluka menuturkan, tubuh-tubuh para syuhada bergelimpangan dimana-mana bercampur antara yang terluka dan yang sudah meninggal dunia. Sementara itu, ibu Yasir tak henti-hentiknya mencucurkan air mata mengisahkan kejadian yang mengenaskan menimpa anak tercintanya. “tadi itu ia (Yasir) sedang main bola bersama teman-temanya. Saudaranya, Tamir meminta Yasir untuk membelikan sesuatu, namun belum juga ia berangkat, maut keburu menjemput dihantar rudal biadab Zionis. Saat itu aku mendengar suara ledakan sangat keras, aku bergegas untuk melihat apa yang terjadi, ternyata, anak-anakku, Yasir, Tamir dan Muhammad berkubang dalam genangan darah. Tubuh mereka tercerai berai hancur, entah kemana sebagian lagi. (asy)

Tinggalkan komentar